tag:blogger.com,1999:blog-6771133810927133294.post3328943833496985300..comments2024-01-04T13:14:58.939+09:00Comments on TEMPO SEMANAL: PM XANANA'S SPEECH BEFORE BALI DEMOCRACY FORUMTEMPO SEMANALhttp://www.blogger.com/profile/01236226495847202199noreply@blogger.comBlogger2125tag:blogger.com,1999:blog-6771133810927133294.post-64512311172556611422010-12-12T17:37:07.324+09:002010-12-12T17:37:07.324+09:00Mendahului komentar saya, pertama-tama saya ingin ...Mendahului komentar saya, pertama-tama saya ingin mengutip kalimat dari artikel diatas sbb:<br /><br />"....Perumusan kembali identitas nasional “kita” membutuhkan sebuah perumusan “mereka” lebih dulu. Maka pertanyaan yang harus dimunculkan pertama adalah “Siapa musuh kita sekarang?” Apakah tidak ada lagi sebuah bentuk penjajahan pada abad 21? Jika pada masa penjajahan, musuh kita “mereka” didefinisikan sebagai segala bentuk penindasan, dan pada masa pendudukan Indonesia “mereka” didefinisikan sebagai okupasi militer, maka siapakah “Mereka” sekarang? Bagi saya, pertanyaan-pertanyaan di atas harus diuraikan jawabannya untuk membangun kembali sebuah kesadaran nasionalisme baru....".<br /><br />Saudara penulis, pengertian saya tentang perumusan kembali indentitas nasional diatas yaitu dalam kontex politik, bukan ekonomi. Namun, pernyataan anda tentang "mereka" atau "musuh" kita pada saat sekarang, kontexnya bisa ekonomi bisa-juga politik. Dalam kontex politik, sepertinya kita mencari-cari musuh baru yang sesungguhnya tidak ada. Sedangkan dalam kontex ekonomi, tidak ada yang namanya musuh tetapi patner-ekonomi yangmana bisa mengairahkan iklim perdagangan sebuah bangsa. Jadi, jawaban untuk membangun kembali kesadaran nasionalisme baru- pun tidak jelas.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6771133810927133294.post-54922800196312731162010-12-12T17:35:35.109+09:002010-12-12T17:35:35.109+09:00Mendahului komentar saya, pertama-tama saya ingin ...Mendahului komentar saya, pertama-tama saya ingin mengutip kalimat dari artikel diatas sbb:<br /><br />"....Perumusan kembali identitas nasional “kita” membutuhkan sebuah perumusan “mereka” lebih dulu. Maka pertanyaan yang harus dimunculkan pertama adalah “Siapa musuh kita sekarang?” Apakah tidak ada lagi sebuah bentuk penjajahan pada abad 21? Jika pada masa penjajahan, musuh kita “mereka” didefinisikan sebagai segala bentuk penindasan, dan pada masa pendudukan Indonesia “mereka” didefinisikan sebagai okupasi militer, maka siapakah “Mereka” sekarang? Bagi saya, pertanyaan-pertanyaan di atas harus diuraikan jawabannya untuk membangun kembali sebuah kesadaran nasionalisme baru....".<br /><br />Saudara penulis, pengertian saya tentang perumusan kembali indentitas nasional diatas yaitu dalam kontex politik, bukan ekonomi. Namun, pernyataan anda tentang "mereka" atau "musuh" kita pada saat sekarang, kontexnya bisa ekonomi bisa-juga politik. Dalam kontex politik, sepertinya kita mencari-cari musuh baru yang sesungguhnya tidak ada. Sedangkan dalam kontex ekonomi, tidak ada yang namanya musuh tetapi patner-ekonomi yangmana bisa mengairahkan iklim perdagangan sebuah bangsa. Jadi, jawaban untuk membangun kembali kesadaran nasionalisme baru- pun tidak jelas.Anonymousnoreply@blogger.com