Thursday 29 December 2011

INTROSPEKSI DIRI SEBELUM MENJADI PRESIDEN REPUBLIK


Melengkapi Artikel  Dr. Armindo “Mauk-Sun” Guterres dan
Dr. Joanico Moreira
 
 
Alfredo “Mau-Redo” Ramos da Silva
 
 
Demokrasi di Timor Leste kini tumbuh sangat subur bagaikan rumput dan jamur di musim hujan. Kita dapat melihat indikasi suburnya demokrasi di bumi Lorosae dari kualitas pemilihan umum yang semakin berkembang, tingginya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilu, oposisi diakui secara resmi, media sangat kritis dan independen, banyaknya partai politik yang dilahirkan dan banyaknya kandidat Presiden Republik sejak pemilihan presiden 2007 dan juga pasti pada 2012 mendatang. Saat ini diberitakan bahwa sudah ada 22 partai politik dan sekitar 7-14 kandidat yang akan memperebutkan posisi Presiden Republik. Saking banyaknya Partai Politik ini sehingga Dr. Ramos Horta sebagai Presiden Republik dan juga pribadi menghimbau kepada masyarakat untuk tidak memilih partai-partai kecil dan menghimbau juga supaya negara tidak menyediakan anggaran untuk partai-partai kecil yang baru lahir. Walaupun saya sebagai rakyat tidak setuju dengan pendapat itu tetapi biarkanlah wacara atau diskursus PR Horta ini berjalan dan mengalir.

Dalam tulisan ini saya tidak ingin membahas terlalu jauh banyaknya partai politik tetapi tulisan ini akan fokus pada kandidat yang menurut beberapa pihak memiliki peluang besar pada persaingan pemilihan Presiden Republik 2012 nanti. Tulisan ini hanya akan melengkapi tulisan Dr. Armindo “Mauk-Sun” Guterres dalam Forum Hakesuk mengenai Taur Matan Ruak dan Lasama.  Saya memilih figur Lasama ini karena terinspirasi dan terprovokasi oleh beberapa tulisan yang ditulis  Dr. Jose Maria Guterres dengan judul “TL-1 dan Berkah Xanana Gusmao” dan juga tanggapannya Dr. Joanico Moreira terhadap tulisan Dr. Jose Maria Guterres tersebut diatas, yang mana dalam tanggapannya Dr. Joanico Moreira condong membela Lasama, dan sebuah tulisan terakhir yang ditulis oleh Dr. Armindo “Mauk-Sun” Guterres di Forum Haksesuk yang juga jelas sekali condong membela Lasama. Dr. Amindo “Mauk-Sun” Guterres dalam tulisannya di Forum Haksesuk hanya mengungkap  kelemahan Taur Matan Ruak dan LUGU dan tidak menyinggung sedikitpun kelemahan Lasama maka saya hendak memperlihatkan dalam tulisan ini beberapa saja  kelemahan Lasama untuk melengkapi tulisan Dr. Armindo “Mauk-Sun” Guterres supaya menjadi bahan refleksi bagi Fernando Lasama de Araujo. Umpamanya dikatakan bahwa kelemahan Taur Matan Ruak adalah tidak bisa menerima kritik, kurang peka terhadap masalah persatuan, diskriminatif. Bahkan pada tulisan tangapan terhadap artikel Dr. Jose Maria Guterres, Dr. Joanico mengatakan bahwa Taur berasal dari suku Naueti dan Lasama dari suku Mambae. Dr. Armindo “Mauk-Sun” Guterres juga dengan dangkalnya mengatakan bahwa; Ada indikasi CNRT lebih condong ke Taur Matan Ruak, tetapi mereka juga harus berhati-hati karena mereka juga masih ingin memerintah. Perhitungan rasional bila ingin mengamankan pembentukan sebuah pemeritahan koalisi maka dukungan Xanana dan CNRT kepada Lasama adalah lebih rasional, sebab kekuatan PD adalah nyata, mereka mempunyai 8 wakil de Parlamen Nasional dan pada Kongres Nasional ke II, PD mampu menggerakan 7.000 orang lebih ke GMT. Diperkirakan suara PD akan bertambah dan akan sangat menentukan pembentukkan sebuah pemerintah koalisi ada indikasi” Perkiraan “Dr. Armindo Mauk-Sun Guterres di atas patut diperdebatkan. Harus diingat bahwa tidak hanya CNRT yang mau memerintah lagi, tetapi PD juga sangat bernafsu untuk memerintah lagi meski belum tentu dapat memenangi atau menjadi kuda hitam dalam Pemilu 2012. Melihat konsolidasi yang CNRT dan Partai lain lakukan sangat gencar di Ermera dipastikan bahwa PD akan kehilangan dukungan di Ermera karena setelah katuas Fitun meninggal dunia, massa Ermera banyak yang terpencar termasuk Komandante Dudu yang mendukung Taur Matan Ruak menjadi Presiden Republik. Sedangkan di Suai melihat dukungan yang ada jelas antara Fretilin dan CNRT akan bersaing ketat. Maliana walaupun Arcangelo Leite berasal dari sana tetapi Maliana adalah basis CNRT. Sedangkan di bagian Baucau, Lospalos dan Viqueque dipastikan antara Fretilin dan CNRT karena PD di sana mati kutu. Bagaimana mungkin dikatakan bahwa PD akan mengalami peningkatan kursinya di Parlemen Nasional..? Menurut beberapa pihak bahwa PD kemungkinan besar akan kehilangan banyak suara karena suara itu pindah ke CNRT, PDN dan juga Fretilin. Indikasinya mulai terlihat dalam berbagai konsolidasi militante PD banyak yang mendeklarasikan diri untuk berafiliasi ke CNRT dan Fretilin. Bahkan di kalangan orang PD banyak yang mengatakan bahwa “ami membro PD nafatin maibe ami vota ba Maun Xanana lai”. Dr. “Mau-Sun” Guterres mengatakan PD akan menfasilitasi CNRT untuk membentuk sebuah pemerintahan karena ada kursi di Parlemen. Xanana dan CNRT sudah tahu betul para Menteri dan Sekretaris Negara dari PD selama ini. CNRT juga mungkin sudah kapok dengan isu-isu korupsi dan skandal lain dikaitkan dengan para Menteri dan Sekretaris Negara dari PD. Dan perbuatan pembangkangan PD terhadap  Xanana di parlemen tentang 200 juta USD dll untuk OGE 2012. Pada sebuah polling dilakukan di website CNRT sangat menarik. Dalam polling itu publik ditanyai, tuir itaboot, partido ida nebe mak diak liu ba CNRT hodi halo koaligasaun..? jawabannya adalah Hamrik Mesak (ukun mesak) 55,4 %, CNRT-PD 20,7 %, CNRT-Fretilin 19 %,  CNRT-ASDT 2,7 % dan CNRT-PSD 2.2 %. Olehnya opsi bagi CNRT sangat banyak bukan hanya PD saja. Jangan percaya diri dulu bung. Sampai di sini mari kita menuju pada gambaran calon Presiden Republik dari Partai Demokrat, Fernando Lasama de Araujo.

Fernando Lasama de Araujo, adalah tokoh muda yang memimpin Renetil di Indonesia pada zaman perjuangan. Renetil organisasi resistensi yang  berpengaruh di kalangan terpelajar di Indonesia karena memiliki jaringan di kalangan pemuda dan pelajar Timor Leste, juga jaringan di kalangan intelektual Indonesia. Pasca kemerdekaan Lasama bersama-sama dengan koleganya ex-anggota Renetil dan juga beberapa pihak ex-FPI CNRT mendirikan Partai Politik yang mereka beri nama Partido Demokratico. Menurut kabar bahwa pada awalnya mereka menginginkan Lucia Lobato menjadi Presiden Partai tetapi karena Lucia Lobato sendiri sudah di PSD sehingga mereka memilih Lasama memimpin partai politik tersebut. Lasama sedikit-demi sedikit karir politiknya mulai menanjak seteleh partainya mendapat 7 kursi di pemilihan umum 2002. Bahkan pada tahun 2007 partai politik yang dipimpin Lasama tersebut hanya meningkat satu kursi sehingga mereka mendapat 8 kursi di Parlemen Nacional. Namun Lasama gagal untuk menjadi Presiden Republik walaupun dalam kampanyenya pada saat itu menjanjikan supaya petisioner yang dipecat dari FALINTIL-FDTL untuk kembali ke FALINTIL-FDTL kalau dia menjadi Presiden Republik atau Comandante Supremo FALINTIL-FDTL. Gagal menjadi Presiden Republik Lasama malah sukses dipilih oleh AMP menjadi Presiden Parlemen Nasional selama lima tahun. Dalam kepemimpinan di Parlemen Nacional Lasama lumayan bagus. Walaupun banyak persoalan tidak terselesaikan.  Namun banyak pihak mulai melihat bahwa Lasama adalah tokoh muda yang di masa akan datang menjadi solusi alternatif bagi masyarakat Timor Leste. Namun demikian banyak kendala yang masih dihadapi Lasama kalau dia ingin mentransfer dirinya menjadi pemimpin masa depan. Yang saya fokuskan adalah Lasama harus bisa mentransfer dirinya bukan ditransfer oleh orang atau institusi lain. Seorang mantan anggota Renetil yang berada di Partai lain mengatakan bahwa “Lasama selama ini dibesarkan oleh Renetil dan PD tetapi dia tidak pernah atau belum pernah ia membesarkan dirinya sendiri”. Oleh karena itu, banyak faktor yang masih menjadi tantangan dan hambatan bagi Lasama agar bisa meraih Presiden Republik. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut: 

1). Publik belum tahu visi dan misi Lasama bagi masa depan negara dan bangsa ini. Kalau kita memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan oleh Lasama di Parlemen tampak tidak teratur dan tidak sistematik dan tanpa “kontiudo” yang jelas. Pesan yang tidak beraturan tersebut menunjukan tidak adanya visi dan misi yang hendak disampaikan oleh Lasama secara pribadi. Jika di bandingkan dengan Mariano Asanami Sabino maka sangat berbeda. Mariano memiliki visi dan misi yang jelas dan terfokus sedangkan Lasama kasihan sekali. Olehnya seperti dikatakan di atas, Lasama harus membesarkan dirinya dan mengtransfer diri dan visinya kepada publik bukan dibesarkan oleh institusi dan juga orang lain.

2). Hubungan Lasama dan FALINTIL-FDTL. Lasama adalah orang yang dalam kampanye pencalonan Presidennya tahun 2007 melakukan dua kesalahan besar terhadap FALINTIL-FDTL;pertama, menuduh FALINTIL-FDTL melakukan pembunuhan massal di Tasi Tolu. Yang kemudian setelah dilakukan investigasi oleh UN, pembunuhan massal yang dituduhkan oleh Lasama dan istrinya Jaquelin Aquino Siapno (orang Filipina) tidak terbukti. Artinya menfitnah FALINTIL-FDTL demi kepentingan politik regionalismenya. Kedua, menjanjikan kepada petisioner untuk kembali ke FALINTIL-FDTL jika dia terpilih menjadi Presiden Republik. Dua hal tersebut akan menghambat hubungan Lasama dan FALINTIL-FDTL kalau Lasama terpilih menjadi Komandan Supremo.  Banyak pihak yang meragukan hubungan Lasama dan FALINTIL-FDTL apalagi kini Chefe Estado Maior General Lere Anan Timor. Orang yang dulu dituduh diskriminatif oleh Lasama dan kelompoknya pada tahun 2007.  Lasama mesti perbaiki hubungan dengan FALINTIL-FDTL  kalau ingin menjadi Presiden Republik. Walaupun mungkin FALINTIL-FDTL sudah mengampuni Lasama dan istrinya Jaqueline Aquino Siapno.

3).  Lasama memiliki karakter yang kurang peka terhadap isu gender. Lasama sering terlibat dalam Violencia Domestika terhadap istrinya. Sampai istrinya, Jaqueline Aquino Siapno melarikan diri ke rumah Menteri Luar Negeri Zakarias Albano untuk sementara waktu karena tidak tahan siksaan yang dilakukan Lasama. Di Timor Leste terutama pemerintah AMP sekarang ini sedang gencar mendorong pengembangan dan pembangunan isu Gender dan mengurangi violencia domestika serta violasaun seksual. Sebaliknya Lasama justru memukuli istrinya sehingga di internet dipublikasikan secara gencar dan luas. Seorang lider jika dia sukses memimpin keluarganya maka dia akan sukses pula memimpin negaranya. Jika saat ini Lasama sedang dalam bui, Ramos-Horta sebagai Presiden tentu tidak akan memberikan indultu kepada Lasama karena terlibat dalam violência domestika. Kalau Lasama ingin menjadi Presiden Republik perbaiki atetudnya agar tidak mengulangi lagi violencia domestika. Asal Dr. Armindo “Mauk-Sun” Guterres dan pendukung Lasama lainnya tahu saja bahwa Taur Matan Ruak walaupun dari militer tetapi dia tidak pernah melakukan violencia domestik terhadap istrinya seperti apa yang Lasama lakukan selama ini.

 4). Alkohol dan Mabuk. Di Timor Leste banyak pengusaha yang memasukan minuman beralkohol untuk diperdagangkan ditambah lagi dengan “tua sabu” sehingga kekerasan yang sering terjadi juga disebabkan oleh alkohol. Tetapi yang menarik bahwa tidak hanya anak muda yang meminum alkohol tetapi menurut informasi yang beredar bahwa Lasama adalah seorang yang kecanduan alkohol tersebut. Bahkan Membru Guverno anterior mencerikan bahwa “dalam suatu kesempatan berkunjung ke Portugal Lasama meminum minuman keras lebih banyak sehingga mabuk dan muntah-muntah di acara resmi”. Saya berharap cerita ini tidak benar tetapi kalau ini benar maka sebaiknya perbaiki diri sebelum jadi Presiden Republik. 

5). Regionalisme dan Etnik. Lasama orang yang selama ini lebih mengutamakan dan secara diam-diam mendengungkan isu Loromunu dan Lorosae. Ketika para petisioner dipecat dari FALINTIL-FDTL Lasama dan Partai Demokratnya termasuk yang melakukan kampanye hitam dan mengutamakan superioritas Loromunu. Seorang pendukung Lasama dalam tulisannya untuk menanggapi tulisan Dr. Jose Maria Guterres mengatakan bahwa Lasama adalah Mambae Mayoritas dan Taur Matan Ruak adalah Naueti yang minoritas. Jelas sekali bahwa diskriminasi ada pada Lasama dan pendukungnya secara mengakar dan sudah menyatu dengan darah dan daging mereka. Dalam sebuah rekrutmen PNTL Lasama selalu memperhatikan kalangannya. Bahkan dalam sebuah seremoni di Ainaro baru-baru ini Lasama menyuruh Deputado TARA untuk memaksa orang Mambae untuk memilih Lasama padahal pada saat itu yang hadir adalah para Veteran untuk melakukan syukuran demobilisasi yang diorganisir oleh Xanana. Perintah Lasama terhadap Deputadu TARA adalah wajar karena di desanya sendiri Lasama dan Partai Demokrat tidak pernah menang, sehingga harus menggunakan isu etnik seperti mereka gunakan pada krisis 2006 lalu.

6). Operasaun Konjunto. Dalam situasi susah dan genting Lasama diberikan mandat oleh konstitusi untuk menjadi Presiden Republik. Lasama yang menandatangani dan memberikan komando untuk melakukan OPERASAUN KONJUNTO atau OPERASAUN HALIBUR. Hal ini diakui oleh Dr. Armindo “Mauk-Sun” Guterres (alumni UNTIM) sambil mengutip pernyataan Lasama dalam kongres PD baru-baru ini: “nudar estado de direito demokratico ita tenke atua tuir lei ho firmeza. La iha fatin e toleransia ba sira nebe mak viola lei no sira nebe mak uza violencia hanesan instrumento hodi atinzi sira nia objectivo. Tamba ida ne’e mak iha tinan 2008 wain hira hau assume kargo nudar Presidente da Republika interinu, atu defende dignidade e interese nacional estado e povo ida ne’e nian, ho firmeza, hau hamutuk ho orgaun soberano sira seluk, hola desizaun ida nebe ema barak kontra ho hakanek sidadaun balun nia fuan, maybe ami tenki hola duni, mak hari operasaun konjunto, PNTL-FFDTL, hodi normaliza no estabiliza hikas situasaun siguransa iha rai laran. Ida ne’e hatudu katak orgaun soberano sira Timor Leste nian laos halo esforso deit, maibe atua ho firme, solidu, no koezo hodi buka solusaun ba problema todan ne’ebe nasaun hasoru. Ita tenki konsiente katak dignidade no interese estado no povu nian aas liu kualker forsa politika ka lider politiku ida nian dignidade no interese”.

Akan tetapi pernyataan Lasama itu tidak jujur kalau tidak dilengkapi dengan cerita di bawah ini; dalam suatu kesempatan menurut sumber yang dapat dipercaya bahwa ketika Lasama sebagai Comandante Supremo telah memerintahkan Panglima F-FDTL saat itu, Taur Matan Ruak untukmenembaki para petisionerTempo ona para tiru deit kuando sira la fo ulun, kata Lasama. Tetapi perintah Lasama ini ditanggapi oleh Taur Matan Ruak bahwa “Sr. Presidente Republika, seidauk tempo para tiru tamba ita manan funu la’os tamba ita oho ema barak maibe tamba inimigu rende mas kilat la tarutu”. Mendengar jawaban ini Lasama terdiam. Seandainya perintah Lasama ini dilaksanakan oleh Taur sudah dipastikan bahwa banyak orang yang akan menjadi Korban Operasi Konjuntu, terutama di Ermera. Yang menarik bahwa mungkin Lasama adalah seorang demokrat sejati yang memerintahkan penembakan yang bisa berimplikasi kepada rakyat Ermera yang menjadi pendukung Partai Demokrat dalam pemilihan umum 2007. Atau mungkin ini jebakan buat F-FDTL supaya bisa dituduh lagi melakukan pembunuhan massal sebagaimana di Tasi Tolu. Untungnya Taur Matan Ruak tidak terjebak dalam perintah yang disampaikan Lasama pada sore itu dalam sebuah pertemuan.

7). Persoalan Korupsi dan Kolusi kendaraan Parlemen Nasional. Sebagai Presiden Parlemen Nasional, Lasama termasuk yang bertanggungjawab terhadap perubahan spesifikasi kendaraan anggota Parlemen Nasional dari Toyota ke Mitsubishi Pajero. Seandainya ini ditelusuri maka akan terkait dengan kepentingan kelompok yang Lasama pimpin selama ini, baik itu di dalam maupun yang sedang di luar-luar mencari proyek. Katanya kasus ini sedang di Precurador Geral. Kalau mau jadi Presiden Republik perbaiki dan bangun menejemen modern bukan menejemen aktivista.

8).  Kepercayaan Xanana. Dalam tulisan Dr. Armindo “Mauk-Sun” Guterres juga mengatakan bahwa Lasama adalah orang yang dekat dengan Xanana dan kehadiran Xanana di Kongres PD adalah indikasi dukungan secara tidak langsung kepada Lasama. Menurut saya, Xanana sulit diprediksi sehingga saya tidak tahu bahwa kehadirannya merupakan dukungan atau justru sebaliknya. Tetapi yang pasti adalah Xanana kecewa terhadap Partai Demokrat dan Lasama karena jelas-jelas mempermalukan Xanana di Parlemen Nasional pada siding OGE 2012. Lasama dan kelompoknya “vota kontra” terhadap anggaran 200 juta USD yang diprogramkan Xanana. Padahal dalam rapat konsolidasi di luar parlemen, sebelum debat anggaran di PN, katanya Xanana sudah menjelaskan kepada Lasama dan anggota Parlemen AMP. Tetapi lagi-lagi Lasama dan kelompoknya dengan aroganya menolak mentah-mentah program pemerintah 200 juta USD tersebut bahkan Lasama mengatakan Xanana seharusnya menjelaskan kepadanya kalau itu penting. Seorang teman yang dekat dengan Lasama tapi sudah tersingkir dalam Kongres PD Kedua kemarin menceritakan kepada saya bahwa pada krisis 2008 ketika Operasi Konjuntu juga Xanana marah besar kepada Lasama karena Lasama dan kelompoknya berstandar ganda.

9). Lasama dan Partainya walaupun mendatangkan massa yang lumayan banyak dalam Kongres keduanya bulan kemarin tetapi hal ini diragukan untuk memenangkan Lasama menjadi Presiden Republik. Hipotesis Dr. Armindo “Mauk Sun” Guterres bahwa kehadiran Xanana di kongres merupakan dukungan langsung atau tidak langsung terhadap Lasama adalah suatu harapan akan pentingnya Xanana bagi Lasama dan PD. Xanana memang memiliki hubungan yang baik dengan PD karena Xanana-lah yang mengorbankan uang dari sakunya untuk membersarkan PD ketika PD masih menjadi oposisi dan kere. Menurut sumber dalam PD sendiri mengatakan bahwa Chico Borlako dan Paul Assis sering mengunjungi Palacio das Cinsas membawa bornal untuk mengambil uang demi membiayai aktivitas PD saat itu. Tapi harus diakui bahwa PD sekarang sudah berbeda dengan PD yang dulu. PD sekarang adalah PD yang punya banyak uang. Uang dari Lasama, Mariano Asanami, Dominggos Caero, Marcus da Cruz, Arcangelo Leite, dan Florindo.  Dulu semua orang tahu, Menteri dan Sekretaris Negara dari PD yang berprofesi sebagai dosen kalau habis ngajar selalu meminta mahasiswanya untuk ngantar pulang karena belum punya kendaraan, tetapi sekarang…? Empat tahun yang lalu pada hari pertama mau dilantik sebagai anggota kabinet di pemerintahan AMP, ada anggota kabinet tertunjuk dari PD yang meminjam móbil orang dan naik motor untuk sampai pada tempat acara pelantikan, tetapi sekarang…?   Dimana KAK (Komisaun Anti-Korupsaun) melihat hal ini..? Apakah karena para Komisioner KAK adalah individu-individu dari Renetil maka sangat sulit bagi KAK untuk menjamah temannya sendiri..? KAK benar-benar kepanjangan dari “Kawan Amankan Kawan”…? Sesama Renetil akan sulit untuk saling “mencakar” karena sebelum menjadi anggota Renetil di Bali-Jawa diterapkan acara ritwal hemu-ran(minum darah) sebagai tanda sumpah setia sesama anggota Renetil…? Dan menyangkut dukungan Xanana, bagaimana mungkin Xanana suporta Lasama kalau Lasama sendiri tidak mampu rapatkan barisannya untuk mendukunnya. Para veteran berpengaruh seperti Dudu, Tuloda, Deker, Paul Assis, Maubere tidak mendukung Lasama untuk menjadi Presiden Republik pada 2012 meskipun mereka orang-orang PD.

Saya sepakat dengan Dr. Armindo “Mauk-Sun” Guterres bahwa pada akhirnya semuanya kembali kepada rakyat. Rakyatlah yang akan memilih dan memilih suara emas pada Pilihan Presiden 2012 akan datang. Pemimpin yang suka berdusta dan ngalor ngidul akan disinkirkan, pemimpin yang tidak bermoral akan dinistakan, pemimpin yang diskriminatif akan di nafikkan, pemimpin yang tidak memiliki visi akan disiasiakan, pemimpin yang korup akan dihukum, pemimpin yang irasional dengan isu etnik akan diabaikan. Akhirnya rakyat akan memilih pemimpin yang santun, bijak, mengayomi, merakyat, merangkul dan memperjuangkan kepentingan rakyat. Introspeksilah sebelum menjadi Presiden Republik. Akhirnya saya berharap dan menunggu ada pendukung Lasama yang menanggapi tulisan ini agar dapat membuka mata dan telingga rakyat agar mereka tidak akan merasa memilih kucing dalam karung.
 
 
Ex-Mahasiswa UNTIM
Povo Aileba hela iha Comoro
Dili

No comments: